Untuk menaggulangi masalah pendidikan tersebut diatas, masalah-masalah tersebut harus dilihat secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena suatu jenis masalah pendidikan mesti terkait dengan masalah pendidikan yang lain.
Beberapa upaya penanggulangan masalah-masalah pendidikan dapat kita sebutkan seperti dibawah ini:
1. Dalam upaya memperluas kesempatan belajar, pemerintah telah banyak mendirikan gedung sekolah (SD/PT), mengangkat guru-guru di daerah terpencil serta pemberian berbagai fasilitas.
2. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dilakukan dengan pembaharuan kurikulum, profesionalisasi guru-guru dengan penataran, pelatihan dalam jabatan, membentuk kelompok-kelompok studi guru-guru sejenis, pembaharuan strategi/metode mengajar (CBSA, system paket), pengadaan buku-buku teks, laboratorium, media/alat peraga, perpustakaan dan sebagainya.
3. Upaya penigkatan relevansi pendidikan diadakan dengan pembaharuan kurikulum yang mengacu pada kebutuhan masyarajat/pasar kerja dan juga disediakan fasilitas belajar/praktek sesuai dengan kemampuan.
4. Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan dilakukan terutama dengan melaksanakan UU No. 2 tahun 1989 dan PP-PPnya, diadakan penataran/latihan dalam jabatan (in service training) dengan tujuan pemantapan tanggung jawab fungsional para pengelola pendidikan secara menyeluruh dan professional, meningkatkan peranan lembaga pendidikan dalam proses tata cara kehidupan nasional yang lebih berorientasi kepada disiplin kerja secara produktif.
5. Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam membantu pemecahan masalah-masalah pendidikan, pemerintah menjalin hubungan yang erat dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan/Yayasan sebagai mitra usaha, kerja sama dengan perusahaan-perusahaan, pembinaan kepada sekolah-sekolah swasta dan juga pemberian bantuan/subsidi.
Read More …
C. UPAYA PENAGGULANGAN MASALAH PENDIDKAN
B. d. Masalah efektivitas dan efisiensi pendidikan.
Masalah efektivitas yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan pendidikan suatu sekolah ialah adanya kurikulum nasional. Dengan kurikulum itu diharapkan adanya hasil baku (standard) dari sekolah secara nasional. Tetapi kendalanya ialah kondisi wilayah di Indonesia berbeda-beda. Sehingga hasil pendidikannyapun berbeda.
Masalah efisiensi pendidikan erat hubungannya dengan masalah efektivitas pendidikan. Secara terpisah masalah efisiensi pendidikan yang aktual antara lain:
1) Bagaimanakah pelaksanaan koordinasi antara departemen dalam Negeri dengan Depdikbud dalam pengelolaan pendidikan di SD,.
2) Bagaimanakah cara pendanaan dan pendayagunaan tenaga yang ada seperti sekarang ini secara optimal, termsuk pengadministrasian terhadap tenaga pendidik, peserta didik, dan unit-unit penunjangnya?
Read More …
B. c. Masalah relevansi pendidikan.
Masalah kualitas pendidikan tersebut diatas erat kaitannya dengan masalah relevansi pendidikan. Masalah pendidikan sekarang ialah relevansi dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat/pembangunan. Masalah dalam hal ini sendiri ialah masih kurangnya minat dibidang teknik dan dibidang studi MIPA yang semuanya sangat dibutuhkan dalam upaya memajukan industri. Read More …
B. b. Masalah kualitas Pendidikan.
Masalah inilah yang benar-benar menjadi masalah yang aktual untuk sekarang ini. Masalah ini menyangkut juga masalah akuntabilitas (pertanggungjawaban) hasil pendidikan. Yaitu mengenai kemampuan dan pemilikan pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap para lulusan sekolah untuk bisa digunakan sebagai bekal melanjutkan ke jenjang diatasnya atau untuk bekal bekerja. Bila dikaitkan dengan pembangunan hal ini dikaitkan dengan sejauh manakah upaya pendidikan dalam rangka menyiapkan pelaku-pelaku pembangunan dan ditambah lagi dalam rangka perkembangan IPTEK.
Hal-hal itulah yang menjadikan tolak ukur kualitas pendidikan menjadi semakin sulit. Tetapi upaya meningkatkan kualitas pendidikan tetap harus dilaksanakan.
Read More …
B. a. Masalah Kuantitas Pendidikan
Masalah ini sekarang tidak begitu aktual. Hal ini dapat kita lihat dari jumlah sekolah yang sudah semakin berkembang. Hal ini terutama pada pendidikan bagi anak usia sekolah (SD), maupun SLTP sudah hampir tuntas. Tetapi masih ada sisa-sisa yang menjadi masalah aktual, yaitu bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu, anak-anak berkelainan (cacad), dan anak-anak didaerah terpencil.Hal ini perlu segera dipecahkan, karena UUD 1945 mengamanatkan bahwa semua WNI berhak mendapatkan pengajaran. Read More …
2. e. Keterbelakangan Kebudayaan.
Kurang adanya sikap mandiri pada anak, kurang inisiatif serta kurang berani mengemukakan pendapat yang disebabkan oleh keterbelakangan budaya, hubungan antara orang tua-anak yang terlalu erat serta adanya rasa senang pada sifat “priyayi” menghambat usaha meningkatkan kualitas pendidikan, serta relevansi pendidikan. Read More …

2. d. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Sekarang ini perkembangan IPTEK terasa demikian cepat. Tetapi di pihak lain masyarakat terasa belum siap menerimanya. Perkembangan IPTEK membuat bahan-bahan ajar yang harus disampaikan dalam proses pendidikan menjadi sangat bayak, dan bisa dikhawatirkan akan membuat stagnasi pengembangan ilmu dan peradaban khususnya pada level pendidikan tinggi.
Sementara itu pembaharuan kurikulum kurang bisa lancar dalam mengikuti perkembangan IPTEK itu. Hal inilah yang menjadi faktor munculnya masalah pendidikan seperti relevansi pendidikan dan kualitas pendidikan.
Read More …

2. c. Aspirasi Masyarakat.
Partisipasi masyarakat untuk berperan aktif dalam pendidikan sangatlah berpengaruh dalam pendidikan. Masyarakat harus semakin aktif dalam menyalurkan aspirasi serta tuntutan dalam pendidikan kepada pemerintah.
Misalnya minta dipenuhi ruang kelas yang memadai, keinginan untuk menambah materi pelajaran, penyediaan lapangan kerja bagi lulusan sekolah. Aspirasi masyarakat itu memang perlu diperhatikan namun untuk melaksanakannya yang tidak mudah. Dengan hal ini lalu muncul masalah pendidikan, seperti kualitas pendidikan, kuantitas pendidikan, relevansi pendidikan.
Read More …

2. b. Keterbatasan Sumber atau Biaya Pendidikan.
Pendidikan memerlukan dana, daya, dan tenaga yang tidak sedikit sementara APBN kita belum mampu menyediakan dana yang bisa memenuhi harapan yang semestinya. Mahalnya biaya pendidikan masih menjadi masalah yang besar bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Masyarakat miskin tidak mampu mencapai pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena terbentur oleh ketiadaan biaya pendidikan.
Tenaga pendidikan pun masih belum terpenuhi secara maksimal, termasuk juga kualifikasi mengajarnya. Masih ada beberapa guru yang mengajar bukan pada bidang keahliannya. Untuk mengatasi hal itu perlu adanya usaha profesionalisasi guru yang juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Hal-hal tersebut mengakibatkan timbulnya masalah pendidikan terutama masalah kualitas pendidikan.
Read More …

2.a. Pertambahan Penduduk dan Kondisi Penduduk di Indonesia.
Pertambahan penduduk di Indonesia menjadi penyebab dalam munculnya masalah kuantitas pendidikan. Hal ini karena semakin bertambahnya jumlah penduduk yang memasuki masa sekolah, akan tetapi jumlah sekolah yang kurang mencuckupi. Akan tetapi hal ini sudah bisa sedikit teratasi dengan adanya program Keluarga Berencana (KB) dari pemerintah.
Tetapi kondisi wilayah Negara kita menyebabkan adanya penyebaran yang terpencil, yang sarana komunikasinya masih sulit. Daerah itulah yang menjadi permasalahan kuantitas pendidikan sekarang ini.
Read More …

d. Masalah efektivitas dan efisiensi pendidikan.
Masalah ini dapat diartikan secara terpisah. Masalah efektivitaas pendidikan menyangkut masalah yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan. Suatu satuan pendidikan (sekolah) mempunyai tujuan pendidikan yang disebut tujuan institusional, yang biasanya dirumuskan dalam Kurikulum sekolah. Pencapaian tujuan itu tentu tidak bisa lepas dari faktor dana, daya, tenaga. Sehingga masalah efektivitas pendidikan ini tidak bisa dilepaskan dengan masalah efisiensinya.
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Dalam kenyataannya permasalahan dan daya tenaga pendidikan kita masih belum sesuai dengan yang diharapkan.
Read More …
a. Masalah kuantitas pendidikan.
Yaitu masalah yang menyangkut banyak murid yang harus ditampung di dalam sistem pendidikan atau sekolah.
Masalah ini timbul karena calon murid yang tidak tertampung di suatu sekolah, karena terbatasnya daya tampung. Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Permasalahan ini mencuat terutama di SD pada tahun-tahun lampau. Tapi saat ini masalah itu sudah bisa diatasi. Sisa permasalahan ini ada pada anak-anak yang tinggal didaerah terpencil.
Read More …
c. Masalah relevansi pendidikan.
Yaitu masalah yang berhubungan dengan relevansi (kesesuaian) pemilikan pengetahuan, keterampilan dan sikap lulusan suatu sekolah dengan kebutuhan masyarakat (kebutuhan tenaga kerja). Contoh: adanya kasus perusahaan-perusahaan yang masih harus mengeluarkan dana untuk pendidikan atau pelatihan bagi calon karyawannya, karena mereka dinilai belum memiliki ketrampilan kerja seperti yang diharapkan.
Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Hal tersebut juga dapat kita lihat dengan pertumbuhan pengangguran yang semakin meningkat di Indonesia. Kita sering menemui lulusan SLTA yang menganggur, bahkan tak jarang pula kita lihat sarjana-sarjana yang menganggur.
Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
Read More …
b. Masalah kualitas pendidikan.
Yaitu masalah yang menyangkut kualifikasi lulusan sekolah atau pemilikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dari suatu murid sekolah. Suatu contoh misalnya murid kelas 3 SD yang belum lancar membaca surat kabar, lulusan sekolah kejurusan yang belum memiliki keterampilan kerja.
Dr. Zamroni dalam Paradigma Pendidikan Masa Depan menyatakan bahwa kualitas pendidikan umumnya dikaitkan dengan tinggi rendahnya prestasi yang ditunjukkan dengan kemampuan siswa mencapai skor dalam tes dan kemampuan lulusan mendapatkan dan melaksanakan pekerjaan.
Tetapi harus kita ingat bahwa maslah kualitas pendidikan ini sulit dibuat tolok ukurnya, karena masalah ini sifatnya komplek. Hal ini bisa dipengaruhi oleh rendahnya kualitas input dalam sistem pendidikan serta menyangkut beberapa faktor pendukung lainnya seperti adanya kemajuan kehidupan manusia, kemajuan jaman, perkembangan IPTEK.
Read More …
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penting dan menentukan dalam kehidupan suatu bangsa yang berbudaya. Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada tingkat pendidikan yang diperolehnya. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia agar tidak kalah saing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Setelah kita amati, nampak jelas bahwa terdapat banyak masalah yang serius dalam peningkatan pendidikan di Indonesia di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Hal ini dibuktikan dengan makin menurunnya indeks pengembangan manusia Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Indonesia memiliki daya saing yang rendah, dan masih menurut survai dari lembaga yang sama (UNESCO) Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Penduduk Indonesia pada tahun 1945 hampir 75% buta huruf, yang berkesempatan masuk SR (SD sekarang) hanya± 2,5 juta anak. Dan yang berpendidikan SLTP dan SLTA pasti lebih sedikit. Untuk itu ada usaha-usaha mempercepat ketinggalan di bidang pendidikan ini memang sudah banyak hasilnya. Masalah lain yaitu adanya murid yang putus sekolah, tidak naik kelas, ataupun yang tidak lulus cukup banyak. Hal ini baru gambaran selintas masalah pendidikan kita.
B. Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang tersebut, maka makalah ini di fokuskan pada tiga masalah pokok yang terdapat dalam pendidikan di Indonesia:
1) Apa sajakah masalah pokok dalam pendidikan di Indonesia?
2) Apa sajakah permasalahan pendidikan yang aktual di lapangan?
3) Uapaya apa sajakah yang perlu dilakukan dalam menanggulangi masalah pendidikan?
Read More …